TANJUNG SELOR – Dengan banyaknya keluhan masyarakat terhadap Jembatan Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan pun melakukan upaya penanganan.

Pemkab berencana akan mulai mengerjakan perbaikan Jembatan Salimbatu pada Senin (18/9). Bupati Bulungan Syarwani mengatakan, melihat kondisi yang ada, oprit Jembatan Salimbatu memang memerlukan penanganan. Untuk pengerjaan oprit jembatan, maka akan ditutup sementara sejak 18 September-31 Desember 2023.

“Kita telah sosialisasikan kepada masyakarat melalui kepala desa, termasuk pihak kecamatan. Aktivitas penutupan ini tentu untuk mempercepat pengerjaan,” terang Syarwani, Minggu (17/9).

Menurut orang nomor satu di Bulungan ini, oprit jembatan cukup membahayakan pengguna jalan ketika melintas. Pemkab pun mengalokasikan anggaran Rp 7 miliar, untuk penanganan oprit jembatan, sekaligus meneruskan peningkatan jalan di wilayah tersebut.

“Penanganan oprit yang bersamaan dengan penanganan jalan, sesuai kemampuan anggaran yang dimiliki pemerintah daerah,” ungkapnya.

Tak hanya, ia juga menyebutkan untuk alokasi anggaran peningkatan jalan Salimbatu kurang lebih Rp 15 miliar. Termasuk jalan yang sempat viral dan dibuat kolam renang. Sehingga dibutuhkan total anggaran kurang lebih Rp 30 miliar untuk panjang jalan 12 kilometer, beserta perbaikan oprit jembatan.

Sementara, keuangan pemkab belum bisa mengkafer semuanya. Terutama untuk peningkatan jalan yang memiliki panjang urang lebih 12 kilometer.

“Kita membutuhkan pendanaan yang besar, untuk bisa menuntaskan semua jalan di Salimbatu. Kita pelan-pelan sajalah, dengan menyesuaikan keuangan daerah. Pemerintah daerah pasti hadir dan merespons yang menjadi keluhan masyarakat. khususnya di Salimbatu,” tuturnya. 

Saat proses pengerjaan oprit jembatan, sudah disiapkan jalan alternatif bagi masyarakat. “Sudah kita komunikasi kepada aparat desa dan disosialisasikan. Karena biar bagaimanapun masyakarat tidak bisa beraktivitas, bila terkendala perbaikan oprit jembatan itu,” imbuhnya.

Jika ada aktivitas lalu lintas masyarakat, bersamaan dengan pengerjaan oprit. Tentu hal tersebut akan menimbulkan masalah. “Jangan sampai nanti, saat proyek dikerjakan ada kejadian musibah yang tidak diinginkan,” tegas Bupati. (fai/uno)