TARAKAN - Pihak kepolisian memastikan korban yang ditemukan gantung diri pada 12 September lalu, murni bunuh diri. Sebab dari hasil visum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Jenazah korban pun sudah dimakamkan oleh keluarganya dihari yang sama. Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar melalui Kasat Reskrim AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan, dari hasil visum ditemukan bekas jeratan tali di leher korban. Tali tersebut berukuran tipis dan kini sudah diamankan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Tarakan.

“Ini murni bunuh diri. Pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Padahal kewajiban polisi melakukan autopsi, namun keluarga korban menolak,” ujarnya, Minggu (17/9).

Dari hasil pemeriksaan saksi, korban sebelumnya pernah didapati akan melakukan bunuh diri. Namun saat itu berhasil dicegah oleh keluarga. Motif korban bernama Andre melakukan bunuh diri, hingga saat ini belum diketahui pihak kepolisian. Disinggung permasalahan asmara antara korban dengan kekasihnya, pihaknya juga belum mengetahui hal tersebut.

“Sekali melakukan percobaan bunuh diri, tapi digagalkan. Yang baru kami periksa itu baru kakak korban. Pacar korban belum kami periksa. Terkait surat tanah yang dibawa lari pacarnya, enggak ada diceritakan sama kakak korban,” tuturnya.

Pengakuan saksi juga, korban tidak ada permasalahan bersama keluarganya. Meski begitu, pihaknya terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif korban melakukan bunuh diri.

Diberitakan sebelumnya, korban ditemukan gantung diri oleh kakaknya di rumahnya di Jalan Gajah Mada RT 1, Kelurahan Karang Rejo, Tarakan Barat sekitar pukul 08.30 WITA, pada 12 September 2023. Motifnya diduga karena permasalahan asmara dengan kekasihnya.

Sebab keluarga korban, Samsul Bahri mengaku, ia dan korban sempat bertemu di Kelurahan Karang Rejo 9 September 2023. Korban mengaku jika kekasihnya sudah berselingkuh dengan pria lain. Sehingga saat itu korban hendak mendatangi rumah pria lain tersebut. Dengan maksud untuk memarahi pria tersebut.

“Biasanya pacarnya ini sering ikut korban. Tapi kukasih tahu, enggak usah diurus. Cuma bilang korban, perempuan ini banyak betul sudah uangku dimakannya. Surat tanah korban ada sama perempuan itu dan sudah digadai. Baru dia pergi sama laki-laki lain,” tutur Samsul. (sas/uno)