Berawal dari ikut komunitas aeromodeling di Semarang, Letda Laut (P) Oscar Panji Sapta Nugraha menemui jalan menuju prestasi. Dia kerap menyabet juara. Pada November mendatang, Oscar mewakili Indonesia di ajang kejuaraan Internasional aeromodeling di Qatar.

 

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya

 

AWALNYA, Letda Laut (P) Oscar Panji Sapta Nugraga tidak begitu tertarik pada dunia aeromodeling. Hanya sebatas pengisi waktu di kala senggang. Dia sempat membuat pesawat dari bahan stirofoam.

Meski bahan yang dipakai sederhana, biaya perakitan pesawat ternyata tidak murah. Yakni, mencapai Rp 1,5 juta. Belum lagi biaya untuk membeli remote control pesawat. “Awalnya, saya merakit sendiri,” katanya saat ditemui di Skuadron 700 Puspenerbal Kamis (14/9) lalu.

Lambat laun, Oscar makin menyukai aeromodeling. Pada 2009, di Semarang, dia bergabung dengan komunitas aeromodeling. Bahan dan onderdil pesawat rakitannya didapat dari komunitas. Itu pun belinya nyicil dulu.

Tidak hanya merakit pesawat yang bikin puyeng. Proses pesawat bisa take off dan landing secara mulus juga membutuhkan kecakapan. Terhitung sebulan Oscar baru bisa lancar menaikkan dan menurunkan pesawatnya.

“Saya korbankan 10 pesawat. Terbang awal susah karena pasti jatuh dulu,” ungkapnya.

Menjaga keseimbangan pesawat di udara tidak gampang. Situasinya mirip-mirip menerbangkan pesawat sungguhan. Pilot aeromodeling juga wajib mencermati ke mana laju arah angin.

Berselang delapan tahun, Oscar makin mahir. Pada 2017, dia ikut serta dalam kejuaraan aeromodeling Avtur Balongan Pertamina di Indramayu. Hasilnya memuaskan. Dia berhasil menyabet juara pertama. Prestasi itu menjadi titian awal Oscar menjadi atlet nasional aeromodeling.

Setelah itu, beragam prestasi dia raih. Terakhir pada awal Agustus lalu. Turun mewakili Kabupaten Purworejo di event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jateng, Oscar meraih empat medali sekaligus.

Dia mengikuti empat kategori sekaligus. Yaitu, F3R regulasi FAI dan INA serta F3J regulasi FAI dan INA. “Saya dapat tiga perak dan satu perunggu,” ujarnya.

Prestasi Oscar itu akhirnya dilirik pemerintah. Pada November, dia akan mewakili Indonesia di ajang aeromodeling tingkat internasional di Qatar. Dia turun di kelas F3R kategori FAI.

Perlombaan aeromodeling cukup unik. Pesawat yang menang lebih dulu dikarantina. Mesin dibongkar dan bobotnya ditimbang.

Bila tidak sesuai, juri berhak mencabut gelar juaranya. “Agar semua berjalan secara fair play,” jelas pria asal Purworejo tersebut.

Menjadi atlet aeromodeling dan prajurit, kata Oscar, adalah tantangan tersendiri. Dia harus pintar mengatur waktu latihan. (*/c14/aph/jpg/uno)