BALIKPAPAN-Di sela kesibukannya sebagai personel kepolisian, Bripka Ahmad Fathoni menekuni profesi sebagai petani hidroponik di Desa Sukomulyo, Kecamatan Sepaku, PPU.

Usaha hidroponik selada, sawi dan kailan ini bahkan sudah ditekuninya sejak 2019 silam. Tak main-main, di lahan seluas 2500 meter persegi, kini anggota Polda Kaltim yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Sepaku ini memiliki greenhouse dengan kapasitas 15 ribu tanaman.

"Sekarang pendapatan bisa mencapai Rp 20 jutaan setiap bulan," kata dia kepada media ini.

Hasil panen, kata polisi yang kerap disapa Toni ini tak hanya dipasarkan di wilayah Sepaku. Pesanan bahkan datang dari Balikpapan.

"Padahal saya dulu memulai budidaya ini karena miris melihat warga selalu mendatangkan sayur dari Balikpapan," ungkap dia.

Toni memang memulai usaha hidroponik karena merasa miris, karena warga sangat tergantung pada pasokan dari Balikpapan untuk keperluan sayur. 

"Sebagai Babhinkamtibmas saya kan kerap memantau situasi di pasar. Nah saya sering komunikasi dengan pedagang sayur, rupanya mereka harus mendatangkan sayuran dari Balikpapan," kenang dia.

Toni lantas berfikir agar bisa mengurangi ketergantungan tersebut. Dia lantas mencoba menanam sayur di lahan miliknya pada 2010 silam. Sayang, hasilnya tak memuaskan. Tanamannya ludes diserang hama.

Enggan berputus asa, Toni lantas mencari informasi lewat internet. Akhirnya dia menemukan metode pertanian hidroponik pada 2019 silam.

"Lalu saya meminjam uang Rp 10 juta di koperasi untuk membangun greenhouse dengan ukuran 7x8 meter, peralatan media tanam, bibit dan pupuk. Semua saya pelajari secara otodidak," beber pria kelahiran Tuban ini.

Ternyata hasil panen pertama cukup memuaskan. Seiring waktu, Toni juga mulai mendapatkan pasar pembeli. Pelan namun pasti usaha hidroponiknya juga terus berkembang hingga saat ini.

Kini, selain menjadi petani hidroponik, Toni juga kerap diminta berbagi pengalamannya kepada warga sekitar tempat tinggalnya. Ditambah, kini Toni sudah mempekerjakan tiga warga sebagai karyawan. 

"Alhamdulillah sekarang sudah ada lima warga yang juga bertani dengan metode hidroponik," ujar dia.

Seiring dengan pemindahan Ibu Kota Negara, Toni juga mendorong warga Sepaku mulai serius mengembangkan sektor pertanian. "Penduduk nanti kan semakin banyak, jadi saya pengin warga bisa mengembangkan sektor pertanian. Ini juga untuk mendukung ketahanan pangan di IKN," tuntas dia. (hul)