TANJUNG SELOR -Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (Sosek Malindo) akan kembali dilaksanakan pada Oktober ini, di Sabah Malaysia. Sejumlah isu pun telah disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.

Ada empat isu, meliputi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di perbatasan, perdagangan, kerja sama pendidikan dan kebudayaan hingga penanganan bencana alam. “Isu kita ada beberapa hal, seperti soal perdagangan dua negara, pintu perbatasan di PLBN dan pelayaran Nunukan-Tawau,” terang Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltara Datu Iqro Ramadhan, belum lama ini.

Khusus untuk rencana pembangunan PLBN Seimenggaris, Kabupaten Nunukan, menjadi pembahasan yang baru bagi pihak Indonesia maupun Malaysia. Sebab, PLBN Seimenggaris merupakan hasil kesepakatan Indonesia dan Malaysia pada pertemuan sebelumnya.

“Kita tindaklanjuti. Bagaimana pembangunannya nanti. Itu yang kita akan bahas,” ujarnya.

Jika melihat kondisi wilayah, PLBN Seimnggaris akan mirip seperti PLBN Entikong di Kalimantan Barat (Kalbar). Kendaraan dari Malaysia bisa masuk ke Indonesia melalui Seimenggaris dan sebaliknya. PLBN Seimenggaris akan menjadi pintu utama di Kaltara. 

“Memang ada 4 PLBN lainnya di Kaltara selain PLBN Seimenggaris. Namun melihat kondisi yang ada, serta beberapa faktor. Hanya saja yang statusnya PLBN utama atau pintu utama di Seimenggaris,” jelasnya.

Terkait penanganan bencana alam, Datu Iqro menjelaskan, akan membahas mengenai pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Sembakung, Kabupaten Nunukan. Lantaran kerap menyebabkan banjir di daerah Nunukan. Penanganan bencana banjir harus diupayakan oleh kedua negara. Mengingat, aliran sungai tersebut melintasi dua negara. Termasuk penanganan banjir di Sembakung Lumbis Pansiangan, karena sungai itu melewati dua negara. (fai/uno)