TIDENG PALE – Potensi yang dimiliki para pelaku usaha, diupayakan untuk ditingkatkan dengan melibatkan dalam setiap pengembangan dan pelatihan, yang diselenggarakan pemerintah daerah.
Bertempat di Pendopo Djafaruddin, Jalan Padat Karya, Tideng Pale, KTT, puluhan pelaku usaha mengikuti pelatihan pengolahan makanan. Pelatihan tersebut merupakan inisiasi Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Kamis (6/10) lalu.
Wakil Bupati KTT Hendrik berkesempatan membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia mengatakan, warga KTT mesti bangga pada produk yang dimiliki. Tugas masyarakat, bagaimana mengembangkan potensi yang ada melalui setiap pelatihan yang diinisiasikan pemerintah daerah.
“Kita harus bangga dengan hasil pertanian, perkebunan dan hasil laut yang dimiliki. Termasuk hasil olahan makanan yang diproduksi secara tradisional. Ini terus kita kembangkan, biar bisa bernilai dan berdaya saing terutama kualitas yang harus diperhatikan,” harap Wabup.
Di KTT, kata Wabup, banyak makanan khas daerah yang bisa diolah menjadi makanan yang modern dan kekinian. Bagi masyarakat yang mempunyai keahlian dalam mengolah makanan, untuk terus berkreasi dan berinovasi. Agar makanan tradisional bisa beredar luas di Kaltara.
“Teruslah dipromosikan, supaya bisa dikenal produk kita di Kaltara sampai kanca nasional,” harapnya.
Menurut Wabup, produk pertanian, perikanan dan perkebunan masih berpotensi untuk dikembangkan di Bumi Upuntaka. Hanya saja diperlukan, inovasi dan kreativitas dari warga untuk tata kelolanya.
Secara terpisah, Kepala Disperindagkop dan UMKM KTT Hardani Yusri menambahkan, pelatihan yang dilakukan bagian dari upaya peningkatan kualitas para pelaku usaha. Mengingat, banyak produk UMKM yang perlu dikembangkan. Salah satunya melalui konsep pengembangan peningkatan kualitas. Baik dari sisi produk yang dipasarkan maupun pelatihan. Supaya produk yang dihasilkan dapat bernilai bagus, serta mampu berdaya saing tinggi.
“Pelatihan pengolahan makanan untuk pelaku UMKM, kita libatkan di lima kecamatan. Jumlahnya sebanyak 40 pelaku usaha. Masing-masing pelaku usaha mendapatkan bantuan berupa open gas,” ujarnya.
Jadi jumlah open gas yang dibagikan sesuai jumlah para pelaku usaha. Setiap pelaku usaha mendapatkan satu unit open gas. Dengan harapan, bantuan ini bisa memberikan kontribusi positif untuk pengembangan, pengolahan produk yang ada. (*/mts/uno)