TARAKAN –Meskipun terlaksana di waktu kerja, namun antusias masyarakat untuk menonton pawai budaya, kendaraan hias dan arak-arakan Padaw Tuju Dulung terlihat ramai.

Peserta pawai budaya dilepas secara resmi Wali Kota Tarakan Khairul di depan Stadion Datu Adil Tarakan, sekira pukul 09.00 Wita, Kamis (6/10).

Dengan melewati rute di Jalan Sumatera, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Yos Sudarso, Jalan Kusuma Bangsa dan kembali ke depan Stadion Datu Adil Tarakan. Terdapat 197 kendaraan hias dan 7.000 orang pejalan kaki dan sepeda hias memadati jalan.

Pawai budaya ini termasuk dalam rangkaian Festival Iraw Tengkayu 2022. Peserta dan penonton tetap antusias meski di tengah terik matahari. Salah seorang penonton, Abdul Halim mengaku, mendatangi rute pawai budaya bersama istri dan seorang anaknya sejak pukul 08.00 Wita.

Ia memilih menonton di Jalan Pulau Sumatera karena berdekatan dengan garis start dan finish. Sebab, jika peserta sudah habis, ia bisa langsung pulang ke rumah.

“Karena kan saya masih bekerja bang hari ini (kemarin, Red). Tadi izin di kantor, jam 1 siang baru kerja. Karena rumah saya di Mamburungan, makanya saya pilih nonton dekat stadion saja. Biar cepat juga kembali ke rumah,” ucapnya.

Menurutnya, pawai budaya ini mampu mengobati rindu akan hiburan di Tarakan. Selain jadi sarana rekreasi, juga bisa menjadi wahana bermain anak-anak. Ia juga mengeluhkan minimnya sarana rekreasi di Tarakan.

“Tapi kami bersyukur juga ada hiburan buat anak-anak. Ada banyak suku dan budaya yang ditampilkan tadi. Ini menunjukkan persatuan warga Tarakan. Kalau boleh usul, libatkan TNI/Polri yang biasa menampilkan marching band,” saran Halim.

Sementara itu, Karmina juga mengapresiasi adanya pawai budaya dan sepeda hias. Namun ia mengkhawatirkan, adanya anak-anak sebagai peserta jalan kaki, kewalahan di tengah terik matahari. “Kalau bisa anak-anak itu mulai pagi yang duluan jalan. Kalau agak siang kan panas, kasihan anak-anak,” singkatnya.

Sementara itu, Wali Kota Tarakan Khairul berencana mengadakan Festival Iraw Tengkayu setiap tahunnya. Sebab Iraw Tengakayu diadakan dua tahun sekali. Agenda tersebut rencananya sudah masuk dalam kalender tourism nasional di Kementerian Pariwisata.

“Jika tahun depan (2023) tidak ada sesuatu yang luar biasa, ini akan kami teruskan. Yang kami lakukan ini memang ada perubahan. Dari sebelumnya hanya ada 2 rangkaian kegiatan dan ini ada 3 rangkaian,” terangnya.

Ia mengakui, di tengah rangkaian kegiatan juga meningkatkan pemasukan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Meski minim promosi ke luar Tarakan, ia memperkirakan sudah ada juga wisatawan asing yang akan menyaksikan Padaw Tuju Dulung besok.

“Kami harap Iraw Tengkayu jadi top ten pariwisata nasional. Selain itu bisa mengundang peserta pawai dari luar negeri, yang ada di wilayah Borneo. Nanti kan kami coba rangkai. Tentu ada persiapan lebih baik,” tutupnya. (sas/uno)