TARAKAN - Anggaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) I Kaltara bagi kontingen Tarakan digelontorkan hanya Rp 700 juta. Namun, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan masih mengupayakan penambahan anggaran ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.
Ketua KONI Tarakan Rukisah Saleh mengatakan, akan mengadakan rapat bersama pengurus cabang olahraga di Tarakan pekan depan. Alasannya, pihaknya baru mendapat rilis cabang olahraga dan kelas yang dipertandingkan pada ajang Porprov I Kaltara.
“Karena itu juga menyangkut bagaimana persiapan kami dari sisi pendanaan. Pak Wali Kota Tarakan sudah pernah menyampaikan ke kami, terkait dengan bantuan biaya Porprov sekitar Rp 700 juta,” tuturnya, Minggu (2/10).
Ia mengakui, anggaran Rp 700 juta tidak akan cukup dalam memenuhi kebutuhan cabang olahraga yang diikuti kontingen Tarakan. Namun pihaknya akan tetap memaksimalkan anggaran tersebut.
“Kalau misalnya anggaran dari pemerintah masih bisa di up, berapapun besarannya, itulah yang kami kelola. Idealnya yang kami hitung-hitung dengan pengurus cabor, sekitar Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar,” sebutnya.
Nantinya pada pembahasan dengan pengurus cabang olahraga, diharap akan ada komitmen. Sehingga anggaran yang minim tersebut, bisa sejalan dengan prestasi yang maksimal.
Pertemuan tersebut rencananya bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) KONI Tarakan. Sebab ada 4 kepengurusan cabang olahraga baru, yang akan bergabung di KONI Tarakan. Yakni kurash, kickboxing, binaraga dan petanque.
“Itu masih berlaku (cabor dengan skala prioritas). Tapi teknisnya akan kami bicarakan lagi. Karena ini kepentingan bukan person to person. Ini kepentingan kita semua dan daerah. Anggaran yang tak ideal menurut kita, tetap ada skala prioritas,” jelasnya.
Sekitar 31 cabang olahraga yang nanti dipertandingkan saat Porprov. Hanya 6 cabang olahraga yang berlaga di Tarakan. Sehingga butuh biaya besar bagi cabang olahraga yang menurunkan atlet yang banyak, saat akan menuju venue pertandingan di Kabupaten Bulungan.
“Kan butuh dana akomodasi, konsumsi dan transportasi. Memang kita harus berdiskusi dengan kepala yang dingin. Kalau memang uangnya tidak ada, kita tidak bisa paksakan,” tegasnya.
Pihaknya tidak berpatokan pada anggaran ideal untuk mengikuti ajang Porprov. Sebab, kondisi keuangan di Pemkot Tarakan masih defisit. Bahkan masih ada program-program Pemkot Tarakan, dengan skala prioritas yang harus diselesaikan.
“Kami harus optimis. Teman-teman masih optimis untuk meraih juara. Ada kemungkinan dari 31 cabor tidak diikuti. Dalam waktu dekat ini, kami akan ketemu Wali Kota untuk memastikan berapa anggaran yang pasti diberikan,” tutupnya. (sas/uno)