TANJUNG SELOR - Aktivitas nelayan yang berada di Kecamatan Tanjung Palas Timur, menjadi sulit akibat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik. Bahkan kebutuhan sehari-hari akan BBM sangat sulit didapatkan.
Nelayan asal Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Abdul Gani menolak kenaikan BBM. Sebab, kenaikan harga itu menambah beban para nelayan. Solar yang menjadi kebutuhan para nelayan, sangat sulit didapatkan. Sejak naik harga BBM, jatah Solar untuk nelayan yang biasa dibeli dari SPBU di Mangkupadi sulit didapat.
“Kami nelayan di Tanjung Palas Timur sudah mengalami kelangkaan BBM. Ditambah ada kenaikan BBM, nelayan jadi semakin sulit. Sudah enam bulan susah,” keluhnya.
Dengan langkanya Solar dan naiknya harga BBM, banyak nelayan yang memilih tidak melaut. Apalagi, kebutuhan nelayan dalam sekali melaut, sebanyak 30-50 liter Solar. Jika tidak mendapatkan tangkapan hasil laut, atau tidak mencukupi. Maka, para nelayan tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Banyak nelayan yang tidak melaut akibat hal tersebut. Bahkan dalam kurun waktu seminggu, hanya sekali atau dua kali para nelayan melaut. Harga BBM yang mahal itu tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
“Kami kalau tidak melaut, mau makan apa?. Kalaupun melaut, hasilnya tidak cukup juga karena Solar yang kami pakai, tidak seperti biasanya. Jadi kami hanya semampunya saja melaut. BBM langka dan harganya naik,” tuturnya.
Ia berharap, pemerintah mau mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi nelayan. Serta ada harga khusus untuk nelayan kecil, dan jaminan Solar bagi nelayan. (fai/uno)