TANJUNG SELOR - Serapan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bulungan masih rendah. Bahkan, nilainya lebih besar daripada dana transfer dari pusat.
DPRD Bulungan memandang, penyerapan PAD tersebut diduga bocor. Sehingga pemasukan buat daerah belum optimal. Menanggapi itu, Bupati Bulungan Syarwani mengatakan pemerintah terus lakukan antisipasi. Sehingga bisa meminimalisir dugaaan adanya kebocoran PAD.
Mengantisipasi kebocoran, pemkab telah lakukan kerja sama dengan Bankaltimtara untuk memasang alat pendeteksi pajak atau tapping box. “Untuk tapping boxdalam dua tahun terakhir, sudah ada 35 unit yang dipasang di sejumlah hotel, restoran dan rumah makan,” terang Syarwani, belum lama ini.
Tapping box merupakan alat perekam catatan transaksi. Berfungsi sebagai pembanding total transaksi yang ada di tempat usaha, dengan jumlah pajak daerah yang harus dibayarkan.
“Tapping box akan dipasang secara bertahap. Alat ini dipasang untuk memudahkan para wajib pajak melaksanakan kewajibannya membayar pajak,” ungkap Syarwani.
Pemantauan melalui sistem online, sekaligus mendorong penggunaan transaksi non tunai serta mengantisipasi kebocoran penerimaan pajak. “Kita berharap pelaku usaha turut terlibat dalam melakukan pembangunan di daerah,” pintanya.
Di lain pihak, Wakil Ketua II DPRD Bulungan Hamka menyoroti dugaan adanya potensi kebocoran PAD. Sebab, masih adanya penarikan retribusi yang dilakukan secara manual.
Meskipun, realisasi PAD Bulungan mengalami peningkatan. Namun, masih ada potensi kebocoran dalam penarikan retribusi pajak restoran. Pungutan pajak tersebut masih ditemukan secara manual di beberapa tempat usaha.
“Ke depan, kita harapkan penarikan pajak restoran ini bisa dilakukan secara elektronik,” ujarnya. Hal itu dilakukan agar bisa meminimalisir potensi kebocoran PAD Bulungan.
Diakui, penarikan secara elektronik bisa menghasilkan penerimaan berbasis transparan. Jika penarikan pajak masih dilakukan secara manual, ada potensi terjadi kebocoran PAD. (*/mts/uno)