TARAKAN – Insiden terjatuhnya Apriansyah, seorang murid Sekolah Dasar (SD), di wahana Waterpark Family Iskandar di Jalan Binalatung, Minggu (28/8) ditindaklanjuti Polsek Tarakan Timur.

Pemeriksaan dilakukan dengan memanggil pengelola wahana permainan air tersebut, Senin (29/8). Sekitar 3 orang penjaga yang ada di lokasi kejadian. Orang tua korban, Syahruddin mengatakan, anaknya masih dalam ruang operasi. Terkait kejadian tersebut, pihaknya tidak melaporkan ke kepolisian dan hanya dilakukan mediasi antara pengelola dan pihak keluarga dari kepolisian.

Ia mengakui, sebenarnya korban tidak memberitahu akan pergi ke waterpark. Melainkan jalan santai dan ada acara penyerahan juara I pertandingan futsal. Korban sendiri, kata Syahrudin, masih duduk di bangku kelas VI di SD Negeri 018 Kelurahan Karang Rejo dan berusia 13 tahun.  

“Saya dengar kabar, dia (korban) jatuh dan sudah di rumah sakit. Kalau pengelolanya siap membantu saya, karena saya ini orang susah. Apa yang mau dilaporkan. Pekerjaan saya hanya buruh bangunan, sementara ini kerja di Kampung Satu. Waktu kerja itu saya dengar anak saya jatuh. Katanya waktu jatuh itu, wajahnya yang duluan kena lantai,” bebernya, Senin (29/8).

Sementara itu, Khayra Azzara yang merupakan kakak kandung korban menegaskan tidak mengetahui secara pasti kronologis adiknya yang terjatuh. Karena saat itu, korban memang pergi ke tempat wisata bersama teman-temannya.

“Pas kejadian itu saya tidak ada di sana. Karena dia (korban) pergi sama teman-temannya. Tidak tahu apakah sudah izin betul dengan orang tua atau bagaimana,” ucapnya.

Akibat kejadian ini, korban akan dilakukan operasi pada bagian kepala. Berdasarkan hasil diagnosa dokter, Khayra menjelaskan kemungkinan kepala terdapat pembekuan darah serta lebam pada mata sebelah kiri.

“Tak ada luka di bagian badan, cuman kan kita nggak tahu di bagian dalamnya,” imbuhnya.

Manajer sekaligus pengelola wahana Waterpark Family Iskandar, Yuliansyah mengakui, saat kejadian sedang tidak berada di lokasi. Laporan yang ia terima dari stafnya, penjagaan sudah sesuai dengan standar. Ia pun menyebut ada CCTV yang merekam insiden tersebut.

Dilihat dari CCTV, kejadian sekira pukul 15.52 Wita. Ia pun memastikan, dari umur korban yang berusia 13 tahun sudah bisa dikatakan layak, untuk menggunakan wahana. Namun, tetap harus sesuai standar pengawasan.

“Dari pihak keluarga tidak mau menuntut. Disampaikan orang tuanya langsung, baik ibu dan bapaknya. Waktu saya dihubungi koordinator di atas (lokasi wahana), sekitar jam 4 sore. Tapi, korban sudah tak ada, saya langsung ke rumah sakit,” tuturnya.

Sampai di rumah sakit, ia pun tidak diizinkan masuk karena ada batasan IGD RSUD drH Jusuf SK. Sehingga, ia bertemu dengan pihak keluarga. Dari pertemuan dengan pihak keluarga korban ini pun, tidak ada mengatakan laporan ke kepolisian.

“Kalau ada informasi mereka laporan ke polisi itu tidak ada. Niat baik dari kami juga membantu biaya pengobatan dan tabungan untuk keluarga di rumah. Keluarga korban juga tidak keberatan,” ujarnya.

Yuliansyah mengungkapkan, informasi dari stafnya saat di penjagaan atas ada banyak orang yang sedang mengantre menuruni wahana. Korban diduga bermain-main dengan teman-temannya, ada dorongan kepada korban sebelum turun. Saat penjagaan normal, biasanya ia menurunkan 4 orang penjaga. Sedangkan dalam kondisi weekend, Sabtu dan Minggu akan ditambah menjadi sekitar 7 orang.

“Sebenarnya dari kontraktor memberikan batas umur 13 tahun. Tapi kami menerapkan 15 tahun. Naiknya juga dibatasi 5 orang, bergantian. Sebelum digunakan ini, sudah kami ujicoba,” ungkapnya.

Posisi korban terjatuh di silinder terbuka, pada putaran ketiga. Ketinggian wahana, dari lantai dasar sekitar 4 meter. Sebelum menuruni wahana, kaki diarahkan tertutup rapat dan tangan didekap di dada agar tidak terlempar. Sementara saat di CCTV, terlihat kaki korban terbuka, sementara arah menurun kencang.

“Kalau silinder ini nomor satu dengan panjang lebih dari 100 meter, memakai 90 diameter batas terakhir. Dengan ukuran di bawah 70 meter, itu 80 diameternya,” sebutnya.

Menurut dia, yang ada ini 80 diameternya, sesuai standar yang digunakan, dengan panjang 64 meter. Bahkan saat pembuatan penambahan sisi di lengkungan, diminta 40 ditambah tinggikan lagi dari standar 25 sentimeter, supaya lebih aman.

Selain itu, pihaknya berencana untuk menutup posisi lingkaran tidak lagi dengan silinder terbuka. Terutama di daerah yang dianggap berisiko terjadinya kecelakaan serupa.

“Sebenarnya ada yang tertutup. Wahana dewasa ini ada 3, satu silinder lurus, silinder spiral tertutup dan silinder spiral terbuka. Kejadian ini di silinder spiral terbuka,” ujarnya.

Kepolisian juga dilibatkan untuk pembuatan pernyataan. Agar tidak ada tuntutan dari keluarga ke depannya. Hingga saat ini, pihaknya masih beroperasi dan tetap berinisiatif untuk menutup di bagian tempat kejadian. “CCTV tidak diminta, kan ini tidak ada laporan polisi. Tapi, kalau diminta ya kami siap memberikan,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tarakan Timur Iptu Gian Evla Tama mengatakan, sudah memanggil pihak pengelola terkait insiden di Waterpark Family Iskandar. Rencananya, dari pihak keluarga akan dipanggil kemudian, saat ini masih mendampingi korban di rumah sakit.

“Kondisi korban ada pembengkakan di bagian mata sebelah kiri, memar di bagian rahang kiri dan bengkak di bagian kepala. Informasi yang kami dapat, ada pendarahan di kepala dan akan dilakukan operasi,” tuturnya.

Pihak pengelola juga bersedia membantu dengan membayar seluruh biaya pengobatan, hingga dilakukan operasi. Korban diketahui berusia 13 tahun dan beralamat di Kelurahan Karang Rejo.

Rencananya, setelah keluarga dimintai keterangan dan belum ada kronologis lengkap yang didapat. Jika diperlukan akan dimintai keterangan dari teman-teman korban.

“Kami datangi ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Pengelola dan penjaganya masih kami periksa. Informasinya, dari CCTV ada temannya yang mendorong. Sudah dijaga, tapi korban dan teman-temannya menyalip lagi dari sebelah dan memaksakan untuk masuk,” ungkapnya.

Pengelola masih ingin convert dulu CCTV, biar jelas. Setelah itu akan diserahkan ke pihak kepolisian. “Kami sarankan wahananya segera mungkin, pihak kontraktor secepatnya ditutup supaya tidak ada korban lagi,” ujarnya. (sas/uno)