TANJUNG SELOR – Pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, pada April lalu sebanyak 90 kota mengalami inflasi. Di Kalimantan Utara (Kaltara), mengalami inflasi 0,7 persen atau terjadi perubahan IHK 108,75 pada Maret lalu. Menjadi 109,52 pada April 2022.
Inflasi tahun kalender sebesar 1,9 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,78 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara Tina Wahyufitri menilai, jika melihat dua daerah di Kaltara yang menjadi penilaian. Kota Tarakan terjadi inflasi 0,73 persen dan Kota Tanjung Selor 0,6 persen.
Lima jenis barang atau jasa penyumbang tertinggi inflasi pada April lalu, berupa angkutan udara (0,13 persen), sawi hijau (0,12 persen), minyak goreng (0,08 persen), bayam (0,04 persen), dan ikan bandeng/ikan bolu (0,03 persen).
Ada juga lima jenis barang penyumbang deflasi. Meliputi cabai rawit (-0,11 persen), kacang panjang (-0,02 persen), bawang merah (-0,01 persen), daging ayam ras (-0,01 persen) dan labu parang/manis/merah/kuning (-0,01 persen).
“Pada April lalu, Kota Tarakan inflasi 0,73 persen. Inflasi tahun kalender 1,5 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,71 persen. Kota Tanjung Selor mengalami inflasi 0,6 persen. Inflasi tahun kalender 3,5 persen dan inflasi tahun ke tahun 5,02 persen,” beber Tina, Senin (9/5).
Inflasi di Kaltara juga dipengaruhi kenaikan indeks pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,13 persen. Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,12 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,97 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki (0,38 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,34 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,18 persen). Kemudian untuk kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,09 persen), kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,07 persen), kelompok kesehatan (0,01 persen) dan kelompok pendidikan (0,00 persen).
Menurut Tina, April lalu kelompok pengeluaran yang memiliki andil yang dominan terhadap inflasi Kaltara berupa kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,35 persen. Disusul, kelompok transportasi (0,14 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,07 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,06 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,03 persen. Lalu untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,03 persen), kelompok pakaian dan alas kaki (0,02 persen), kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,00 persen), kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (0,00 persen), kelompok kesehatan (0,00 persen) dan kelompok pendidikan (0,00 persen).
Jika kelompok makanan, minuman dan tembakau diperinci. Maka terjadi inflasi pada kelompok bahan makanan di Kaltara sebesar 1,27 persen. Inflasi tahun kalender 1,84 persen dan inflasi tahunan 5,44 persen. Inflasi kelompok bahan makanan di Kota Tanjung Selor sebesar 0,54 persen. Inflasi tahun kalender 3,89 persen dan inflasi tahunan 8,22 persen.
Sementara, kelompok bahan makanan di Kota Tarakan mengalami inflasi 1,44 persen. Inflasi tahun kalender 1,37 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,80 persen. (fai/uno)