PEMERINTAHProvinsi (Pemprov) Kaltara berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan yang berlokasi di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.
Apabila hal tersebut terealisasi secepatnya, maka bisa diprediksi aliran listrik untuk wilayah Bulungan akan berlebih. Bahkan, Anggota DPR RI Komisi VI Dapil Kaltara Deddy Yevri Hanteru Sitorus menilai, bila terbangun PLTA Sungai Kayan akan menjadi yang terbesar se Asia Tenggara.
Mengingat, di Bulungan pun telah direncanakan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi di Kecamatan Tanjung Palas Timur. Sehingga, dengan adanya PLTA Sungai Kayan nanti, dapat menopang aliran listrik di KIPI tersebut.
“Di KIPI itu nanti bakal dibangun pabrik baterai dan smelter. Ketika ada energi listrik yang memadai, maka KIPI pun bisa jadi pabrik sentra ekspor,” terang Deddy Sitorus—sapaan akrab Deddy Yevri Hanteru Sitorus, beberapa waktu lalu.
Menurut Deddy Sitorus, sangat disayangkan apabila Sungai Kayan yang dimiliki ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Kaltara sebagai daerah perbatasan terluar, juga memiliki potensi maritim. Hal ini menjadi kesempatan bagi Kaltara untuk mengembangkan potensi tersebut.
“Tarakan dan Nunukan pun bisa dijadikan pelabuhan transhipment, seperti halnya Pelabuhan Tanjung Periuk di Surabaya,” ujarnya.
Selain itu, Kaltara juga memiliki hutan karbon trending. Seperti yang terdapat di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) Kabupaten Malinau. Apabila keberadaan hutan tersebut dimaksimalkan dengan baik, bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Termasuk hutan di Bulungan, yang bisa dijadikan sumber pendapatan. Dikatakan Deddy Sitorus, pemerintah daerah harus bisa memaksimalkan potensi sumber daya alam tersebut. “Banyak hal yang dapat digali, dengan adanya PLTA Sungai Kayan maupun KIPI itu. Baik dari sisi ekonomi, pendidikan, sektor jasa, pertanian hingga pariwisata,” ungkapnya.
Deddy Sitorus menyarankan, pemerintah daerah dapat mempersiapkan sumber daya manusia sejak saat ini. Sehingga, ketika investor telah masuk ke Kaltara. Maka tenaga kerja yang dibutuhkan pun sudah siap pakai. “Pelaku usaha pun harus geliat, jangan sampai jadi penonton ketika adanya investor masuk di Kaltara,” harapnya. (uno2)