TARAKAN -Mesti diperkirakan kebutuhan pangan terpenuhi, harga ayam potong diperkirakan naik seiring tingginya permintaan. 

Kenaikan harga ayam potong ini akibat naiknya harga pakan ayam. Karena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga mengalami kenaikan menjadi 11 persen. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tarakan Elang Buana menjelaskan sudah meminta distributor mendatangkan ayam beku. Agar bisa mengimbangi harga ayam potong lokal. 

“Kalau ayam itu dalam satu rumah tangga biasanya dua sampai tiga potong, untuk Lebaran sudah tinggi permintaannya berarti,” ujarnya, Selasa (19/4). 

Sekitar 606 ton kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri hanya untuk ayam potong lokal. Sementara ayam beku sebagian besar lebih efektif didatangkan dari luar. Yang sudah memiliki izin, nomor kontrol veteriner (NKV) dan cool storage yang bisa mengirimkan ayam beku. 

Hanya saja, masyarakat lebih memilih membeli ayam potong segar untuk kebutuhan Lebaran. Namun, harga ayam beku hampir sama dengan ayam potong lokal. Di salah satu pasar tradisional, harga ayam potong lokal sekitar Rp 43 ribu bersih dan Rp 38 ribu kotor. 

Sedangkan harga ayam beku Rp 39 ribu per ekor di salah satu mini market. “Kalau kebutuhan meningkat, kami ambil alternatif ayam beku. Jadi tidak mempengaruhi harga terlalu tinggi untuk ayam lokalnya,” tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Kantor PT Pelni Cabang Tarakan Asmar Joni mengakui selalu mendukung distribusi kebutuhan pangan. Namun, tetap mengutamakan penumpang. Sebab kini dua kapal andalan PT Pelni, yakni KM Bukit Siguntang dan KM Lambelu. “Ada sekitar 40 ton ayam beku yang datang dari Surabaya. Memang ayam bekunya untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran, estimasinya kami tidak tahu cukup atau tidak,” tuturnya. 

Jumlah ayam beku yang didatangkan, lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Melihat dari data, tahun lalu konsumsi penduduk menurun. Karena masih dalam situasi Covid-19. Waktu kedatangan juga menyesuaikan kebutuhan dan ketersediaan sisa stok. Minimal bisa sebulan dua kali. Dengan memprediksi ketersediaan stok sebelum di order lagi di Surabaya.

“Kalau Pelni hanya suporting, sebagian besar ayam beku dari pengusaha lain yang mengirimkan. Kalau Pelni hanya ikut ambil bagian sebagai suporting distribusi itu saja. Sebagai bagian dari usaha, tapi tidak terlalu banyak,” katanya.

Selain ayam beku, Pelni juga mendatangkan daging bebek, namun hanya beberapa kilogram saja. Sedangkan terbanyak pangan yang diangkut PT Pelni, biasanya sayuran dari komoditas pangan di Parepare, Sulawesi Selatan. 

Setiap kedatangan kapal, bisa sekitar 12 ton terdiri dari kol, tomat, wortel, cabai dan bawang. Pelni sebagai transportir bisa cepat, perjalanan sehari sudah sampai dan langsung bongkar. (sas/uno)