TARAKAN - Antisipasi penyebaran Covid-19, menjadi salah satu bahan yang menjadi bahasan dalam rapat posko angkutan lebaran yang digelar di Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan, Senin (18/4). Posko yang sudah dibuka sejak 17 April hingga 18 Mei mendatang ini dilakukan penempatan personel menyesuaikan kapal yang bersandar di Pelabuhan Malundung Tarakan.

Kepala KSOP Kelas III Tarakan, Capt Mohammad Hermawan menjelaskan, perkiraan lonjakan arus mudik pada 27 April dan arus balik pada 8 Mei. Setelah dua tahun tidak diizinkan kegiatan mudik, tahun ini diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang hingga 43 persen atau 8.166 orang. "Tahun lalu hanya 5.711 orang penumpang naik turun. Jadi ada kenaikan sebesar 43 persen," sebutnya.

Ada empat armada yang digunakan dalam angkutan lebaran antar provinsi yang melayani Pelabuhan Malundung Tarakan tahun ini, KM Lambelu, KM Bukit Siguntang, KM Sabuk Nusantara 97 dan KM Sabuk Nusantara 116.

Ketentuan atau aturan yang diwajibkan, untuk penumpang vaksin dosis ketiga tanpa PCR dan tanpa Antigen. Sedangkan untuk calon penumpang yang sudah mendapatkan vaksin kedua harus menyertakan hasil tes bebas Covid-19 dari Rapid tes Antigen 1x24 jam atau PCR 3x24 jam. Sedangkan penumpang dengan vaksin pertama harus negatif PCR 3x24 jam.

"Tinggal pelaksanaannya, secara bersama-sama karena tugas kami bersama jadi akan kami kawal masyarakat bisa menjalankan kegiatan arus mudik dengan lancar. Tapi, masyarakat juga kami harapkan harus memenuhi syarat dan ketentuan berangkat, supaya tidak masalah pada hari H," jelasnya.

Diperkirakan masyarakat yang menggunakan transportasi laut lebih banyak karena merupakan pilihan lebih murah. Sebab dari pantauan, harga tiket pesawat saat ini melambung tinggi. Selain itu, adanya kelonggaran syarat keberangkatan juga menjadi penyebab kemungkinan lonjakan arus penumpang di jelang Lebaran.

Pemberlakuan PPKM sesuai levelnya, di Kaltara yang saat ini sudah berada di level 2 juga menentukan arus mudik bisa dilakukan maksimal tanpa ada pembatasan. Sehingga moda transportasi bisa 100 persen, namun tetap mengutamakan disiplin protokol kesehatan (prokes).

"Nanti kalau penumpang naik turun akan diatur pihak operator, PT Pelni dan Sanus 116. Pada saat debarkasi, penumpang turun semua dan barangnya baru penumpang mau berangkat masuk. Harus sesuai waktu yang sudah ditetapkan, supaya tidak menganggu kapal lain, karena efeknya sifatnya domino," harapnya.

Pihaknya juga meminta agar Pelindo memasang alat dan stiker wajib barcode pedulilindungi di Pelabuhan Malundung. Sehingga, sejak dari pintu masuk gerbang pertama terminal penumpang sudah bisa dilakukan scan barcode.

Sementara itu, Wakil Komandan Lantamal XIII Tarakan, Kolonel Marinir David Candra Viasco memastikan dari TNI dan Polri siap membackup arus mudik dan arus balik tahun ini. Terlebih lagi diperkirakan akan ada euforia yang tinggi, setelah dua tahun pemerintah mengeluarkan larangan mudik.

Pihaknya juga mengantisipasi ada oknum memanfaatkan arus mudik ini untuk memasukkan orang dari luar kota dibawa ke Kaltara untuk menjadi TKI ke Malaysia. Pihaknya juga akan mengawasi arus mudik untuk menyelundupkan barang terlarang.

"Dari keamanan dan persyaratan vaksinasi juga akan kami siapkan nanti, outlet untuk vaksinasi. Sekarang kami sedang rencanakan akan dibuka dimana, termasuk tanggalnya kami atur agar orang tidak stres sendiri, sudah beli tiket tapi belum booster. Supaya tidak terjadi krodit. Tarakan ini sebagai pelabuhan pantau secara nasional," tuturnya.(sas)