TARAKAN - Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan mengumpulkan seluruh motoris maupun juragan kapal di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan, Senin (18/4). Pertemuan menindaklanjuti surat dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk KSOP Tarakan dan Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bulungan, terkait keselamatan pelayaran.
Nakhoda Kapal Negara Kelas V KSOP Tarakan, Aptimus menegaskan, juragan yang melayarkan kapal harus dalam kondisi fit. Sehingga saat menjalankan tugasnya juragan tidak lengah atau melakukan kelalaian hingga mengakibatkan kecelakaan pelayaran.
"Supaya menekankan pada semua juragan, kondisi harus fit. Posisi barang bawaan penumpang juga harus sesuai kondisi kapalnya. Tidak overload atau menimbulkan olengnya kapal," tegasnya.
Posisi penempatan barang bawaan atau barang penumpang, berat atau ringan dan ukuran harus disusun menyesuaikan dengan kondisi kapal. Selain itu, pihaknya juga memberikan pengarahan agar pada saat memberangkatkan kapal agar menginformasikan kepada penumpang, dimana tempat alat keselamatan.
"Disampaikan juga jalur yang bisa dilalui penumpang pada saat terjadi kecelakaan kapal. Sehingga, pada saat menyelamatkan diri sudah tahu apa yang akan mereka lakukan dan jalur mana yang mereka lewati saat keluar," jelasnya.
Semua juragan juga ditekankan agar tidak melakukan pelayaran di malam hari. Misalnya, dari Tarakan ke Nunukan dengan jarak tempuh 2,5 jam atau Tarakan ke Malinau dengan waktu perjalanan selama 3 jam, juragan kapal harus menyesuaikan lamanya waktu berangkat agar tidak malam hari di perjalanan.
Kapal yang berlayar diatas jam 18.00 Wita, saat ini sudah dilarang. Maksimal pukul 15.00 Wita, untuk dua tujuan tersebut sudah tidak diizinkan berlayar. Terutama untuk jarak tempuh minimal 2,5 jam untuk kapal penumpang.
"Supaya menghindari kecelakaan tunggal. Kan biasanya kalau kita jalan malam itu tidak bisa lagi melihat apa saja yang ada di laut. Apakah itu batang atau lainnya. Kami sampaikan kepada juragan untuk tetap mengutamakan keselamatan berlayar," ujarnya.
Pantauan petugas di lapangan, lanjut Aptimus, sementara ini para juragan dalam kondisi fit dan sudah memahami penempatan barang bawaan dan bisa diatasi. Intruksi dari KNKT juga mewaspadai cuaca buruk, bekerjasama dengan BMKG untuk menginformasikan kepada juragan kapal.
Termasuk untuk jalur pelayaran, tidak hanya untuk pelayaran di dalam wilayah Kaltara, melainkan juga speeadboat secara menyeluruh. Instruksi ini, juga berkaitan dengan hasil kajian KNKT tentang apa saja yang diduga menjadi penyebab kecelakaan speedboat yang terjadi sejak tahun 2017, untuk menghindari kecelakaan kapal.
"Ada beberapa temuan sejak tahun 2017 itu, kejadian kecelakaan speedboat, ada kajian dari KNKT beberapa hal yang harus disampaikan kepada nakhoda untuk mengantisipasi kecelakaan kapal. Instruksi ini memang untuk motoris speedboat, dari hasil kajian KNKT," ungkapnya.
Keagenan juga diminta untuk mengingatkan juragan kapal saat melakukan pelayaran di semua tujuan, terlebih saat ini sedang dalam masa Ramadan. "Mungkin kebanyakan bergadang, lelah dan sedang puasa. Ini yang kami antisipasi, apalagi jelang arus mudik nanti," tuturnya.(sas)