TANJUNG SELOR – Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kaltara masih terkendala persoalan akses yang cukup terbatas.
Terdapat 4 PLBN di Kaltara, meliputi PLBN Terpadu Sei Pancang Kecamatan Sebatik, PLBN Long Midang dan PLBN Labang di Kabupaten Nunukan. Terakhir, PLBN Long Nawang di Kayan Hulu Kabupaten Malinau.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Kaltara Risdianto menjelaskan, hingga saat ini hanya PLBN di Sebatik yang terlihat progresnya. Sementara PLBN yang lain, progres masih sangat rendah.
Keterbatasan akses untuk distribusi material menjadi penyebab keterlambatan progres pembangunan tersebut. Untuk Long Midang, hanya bisa diakses melalui jalur udara. “Sebelumnya itu, jalur distribusi material dari wilayah Serawak, Malaysia. Namun sempat ditutup karena pandemi Covid-19,” jelas Risdianto, belum lama ini.
Progres di PLBN Long Midang baru 5 persen. Termasuk PLBN di Labang dan Long Nawang. Belum lagi mahalnya biaya belanja material di wilayah Krayan. Harga semen bisa mencapai Rp 1,6 juta per sak.
“Ini yang perlu disikapi. Karena jika mendatangkan material ke Krayan, sementara cos anggaran yang sudah disusun tak sesuai harga yang ada. Harus ada cara lain,” tuturnya.
Berbeda di PLBN Sei Pancang Sebatik, akses material lancar karena dekat dengan Tawau, Malaysia. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemprov Kaltara melalui Gubernur Kaltara telah bersurat ke konsulat Indonesia di Serawak. Untuk membantu distribusi material.
Sebelumnya, pihak Malaysia dan Pemprov Kaltara juga telah melakukan pertemuan. Akan dilaksanakan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Malaysia melalui jalur perbatasan di Kaltara. Saat ini, keran perdagangan di wilayah perbatasan belum maksimal. (fai/uno)