TIDENG PALE - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Kabupaten Tana Tidung (KTT) yang beralamat di kilometer 4 KTT, masih kekurangan personel terutama pada bagian lapangan. 

Mengingat, cakupan wilayah di KTT antar  kecamatan terbilang cukup jauh dari segi jarak tempuh. Maka diperlukan setiap kecamatan ada satu mobil pemadam kebakaran dan disertai personel yang standby. 

“Idealnya personel yang standby di setiap kecamatan, sekitar empat sampai lima orang. Jadi, ketika ada kebakaran segera ditangani,” harap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, KTT Usman Saleh, Selasa (18/1). 

Usman menambahkan, SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam menangani musibah kebakaran butuh waktu 15 menit. Setelahnya itu sudah bergegas ke lokasi kebakaran. Tetapi, ketika aksesnya jauh seperti antar wilayah di KTT maka diperlukan waktu sekitar 30 menit baru tiba di lokasi. 

“Misalnya dari Tideng Pale ke Kecamatan Betayau, itu kurang lebih memakan waktu 30-40 menit. Nah, disinilah salah satu letak persoalan yang perlu diubah,” tamba dia. 

Keterpenuhan personel di Damkar sendiri masih kurang.  “Untuk honorer di lapangan, kita menginginkan tambahan. Cuman, karena kondisi keuangan yang masih fluktuatif sehingga belum bisa kita tambahkan,” tuturnya. 

Misalkan saja, di Kecamatan Sesayap Hilir. Perlu ada satu pos pemadam dengan menyediakan satu unit mobil pemadam. Demikian juga di Tana Lia, Muruk Rian dan Betayau. 

Pria yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Pariwisata ini mengemukakan, pembenahan perlu dukungan dari segi moril maupun material. Demi keberlangsungan operasional, termasuk pemeliharaan kendaraan supaya tetap prima. 

Damkar jadi salah satu OPD. Meskipun diperlukan pada saat tertentu. Tapi, kalau alat penunjangnya kurang memadai akan kesulitan dalam menjalankan operasionalnya,” tutupnya. (*/mts/uno)