TANJUNG SELOR – Saat pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) Serikat Pemuda Jawa (SPJ), pada 9 Januari lalu, Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP menyempatkan hadir. 

Termasuk Bupati Bulungan Syarwani, Danrem 092/Maharajalila Brigjen TNI Suratno, Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala dan Wakil Wali Kota Tarakan yang juga sesepuh Jawa Effendy Djuprianto. 

Salah seorang tokoh pemuda Jawa, Chairullizza mengungkapkan, keberadaan SPJ harus dilihat dari segi kemanfaatan yang disebar untuk masyarakat. Terbentuknya SPJ atas kegelisahan, bagaimana kontribusi yang bisa diberikan pemuda-pemudi Jawa untuk Kaltara. 

Mubes pertama, menjadi momentum bagi para pemuda Jawa untuk berkumpul menyatukan visi, misi dan gagasan. Melalui sebuah wadah yang dinamakan SPJ. “Tentu kita tahu, Kaltara merupakan miniatur dari Indonesia. Semua suku, agama dan budaya ada di Kaltara. Dengan konteks keberagaman, pemuda Jawa mampu menjaga sinergitas, menjaga Kaltara ini tetap aman damai dan nyaman di hati,” jelasnya, belum lama ini. 

Dari semangat itulah, para pemuda Jawa berinisiatif dapat berkontribusi untuk Kaltara. Ia meyakini, Kaltara yang mendapat predikat tingkat kebahagiaan tertinggi nomrr 2 di Indonesia. Dalam konteks hal ini kebahagiaan itu tidak akan tercapai tanpa ada kerukunan, keharmonisan dan persatuan. Pada konteks politik SPJ berkomitmen untuk mengawal pemilu yang bersih. 

“Di dalam konteks politik kita tahu, saya dan teman-teman serta sesepuh Jawa juga merasakan. Dalam konteks itu, para pemuda Jawa punya tanggung jawab menjaga harkat dan martabat warga Jawa itu sendiri,” terangnya.

Terpisah, Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP menyampaikan, Kaltara memiliki visi berubah maju dan sejahtera. Banyaknya perbedaan termasuk suku dan budaya. Seperti Jawa, yang mana tetap mempertahankan budaya, tetapi bisa berkontribusi bagi Kaltara. Membangun kapasitas yang memiliki nilai budaya Jawa mewarnai pembangunan di Kaltara.

“Bukan hanya Jawa, tetapi semua suku dan budaya yang ada di sini (Kaltara) bisa berkontribusi. Saya harap ini bukan agenda politik. Namun sebuah kewajiban warga Jawa khususnya pemuda, berkontribusi dalam pembangunan,” singkatnya. (fai/uno)