TARAKAN – Aksi kirab Merah Putih turut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Kota Tarakan. Kegiatan gabungan lembaga, organisasi masyarakat dan komunitas mengatasnamakan Gerakan di Bawah Satu Bendera ini digelar pada Minggu (19/12).
Diperkirakan hampir 2 ribu warga turut membawa bendera Merah Putih sepanjang 500 meter dan lebar 2,20 meter ini, dimulai dari Jalan Mulawarman di depan Bandara Juwata Tarakan, menuju Jalan Yos Sudarso di Kelurahan Sebengkok. Selain itu, dua tokoh wanita Kaltara Norhayati Andris dan dr. Ari Yusnita juga turut serta dalam aksi tersebut.
Aksi ini turut mengundang hasrat masyarakat Tarakan untuk menyaksikan. Jalan yang dilalui sepanjang kirab dipenuhi warga yang ingin melihat momentum tersebut.
Rita Sahara, warga Gang Tape Kelurahan Kampung Enam, salah satunya. Ia rela meluangkan waktu istirahatnya untuk menyaksikan aksi kirab Merah Putih bersama anaknya.
“Kita ke sini ngelihat kirab bendera sepanjang 500 meter, bawa anak-anak ke sini,” tutur Rita disela menunggu aksi kirab Merah Putih melalui jembatan penyeberangan di depan THM.
Ia mengetahui adanya kegiatan itu setelah mendapatkan informasi melalui grup WhatsApp (WA) serta status teman-temannya. Rita tergugah menyaksikan karena rasa nasionalisme Merah Putih sepanjang 500 meter menjadi kebanggan tersendiri.
Rita berharap di hari jadi ke-24, Kota Tarakan lebih maju, sesuai tema yakni Bersinergi dan Kolaborasi Menuju Smart City. Sebagai warga Tarakan, ia mendukung untuk kemajuan Tarakan.
Sementara itu, menurut salah satu inisiator Gerakan di Bawah Satu Bendera Che Ageng, kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama lembaga, organisasi masyarakat dan komunitas di Kota Tarakan.
Ide kegiatan ini muncul karena didasari sepinya kegiatan dalam memeriahkan HUT ke-24 Kota Tarakan. Pihaknya hanya butuh waktu tidak sampai sebulan untuk menyiapkannya.
“Karena teman-teman sebenarnya rindu ataupun kangen. Biasanya hari ulang tahun Tarakan itu ada keramaian-keramaian, untuk tahun ini sepi. Kebetulan teman-teman Oi berkoordinasi, untuk membuat satu kegiatan. Tetapi kegiatan melibatkan banyak orang, terlepas dari unsur-unsur politik. Harus ada benda yang kita bawa untuk menyatukan. Akhirnya kami putuskan benda itu berupa bendera Merah Putih,” urainya.
Jumlah pengarak melebihi target panitia. Yang semula ditargetkan 1.000 orang, diperkirakan yang hadir hampir 2 ribu orang. Dengan melibatkan 85 lembaga dari unsur paguyuban, organisasi masyarakat, komunitas, BEM universitas, organisasi kampus hingga sekolah. Melalui kegiatan ini, pihaknya mengusung pesan dengan aksi ini menginginkan warga Tarakan. Khususnya pemuda tetap menjaga persatuan dan kesatuan di Kota Tarakan yang terdiri dari banyak suku dan agama.
“Dengan momen Ulang Tahun Kota Tarakan ini kita saling menjaga, menghormati dan menghargai. Karena kalau itu bisa kita lakukan yakinlah kita akan tetap damai,” ungkapnya.
Kegiatan ini merupakan yang kedua kali digelar. Pada tahun 2019 lalu juga pernah digelar dengan panjang bendera 220 meter. Sedangkan tahun ini panjangnya 500 meter.
Angka 500 meter juga menggambarkan kondisi keuangan untuk melaksanakan kegiatan ini. Di mana, menurutnya, kegiatan itu terlaksana dengan anggaran dari sumbangan teman-teman dan beberapa donatur yang peduli gerakan tersebut.
Bendera dijahit di salah satu anggotanya di Pasar Batu. Dijahit mulai panjang 220 meter, dilanjutkan hingga panjang 500 meter. Ia menilai tidak ada kesulitan untuk melaksanakannya kegiatan, karena lembaga antusias untuk mengikutinya. (mrs/uno)