TIDENG PALE – Ketersediaan pupuk sebagai keberlangsungan dan prospek pertanian, saat ini dikeluhkan petani sawit di KTT. Mengingat, untuk ketersediaan pupuk saat ini masih terbatas.
Apabila stok pupuk tersebut ada, namun harganya meningkat. Pasalnya, pupuk yang dibutuhkan didatangkan dari luar KTT. “Untuk Dinas Pertanian, agar bisa mendukung para petani-petani sawit ini. Terutama keluhan pada ketersediaan pupuk,” ujar Ketua Komisi II DPRD KTT Jamhor, Kamis lalu (9/12).
Menurut Jamhor, secara kuantitas petani sawit lumayan banyak. Lahan usaha pertanian sawit pun luas. Dengan memiliki manfaat bagi masyarakat, sangat membantu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) secara nasional, berdampak baik bagi petani sawit di KTT.
“Alhamdulillah, harga sawit sudah mulai membaik. Meskipun para petani sawit tidak langsung menjual ke pabrik. Tapi manfaatnya dirasakan,” ungkapnya.
Ketersediaan pupuk yang dibutuhkan petani sawit, hal itu perlu jadi perhatian bagi pemerintah daerah. Harga sawit saat ini Rp 1.900 per kilogram. Bahkan, sempat harganya meningkat mencapai Rp 2 ribu.
Pengakuan dari beberapa petani sawit yang ditemui, dalam sebulan bisa panen dua kali. Misalnya lahan 5 hektare, dengan umur tanam kurang lebih 8 tahun. Itu bisa panen sekali dalam dua minggu. (*/mts/uno)