TARAKAN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut membantu percepatan capaian vaksinasi di Kota Tarakan dengan melaksanakan vaksinasi.  

Bahkan, Kemenparekraf turun tangan langsung dengan mendistribusikan 1.000 dosis kepada warga di sekitar lokasi wisata Pantai Amal. Ini dimaksudkan untuk rangka mendorong geliat pariwisata di Bumi Paguntaka. Vaksinasi dilaksanakan hingga Selasa (9/11).

“Kenapa dilaksanakan di destinasi pariwisata sebagai ikonnya kota Tarakan? karena memang kita ini mau berwisata ke salah satu destinasi yang paling bagus, kebetulan di Amal,” ujar Koordinator Area Kalimantan Kemenparekraf Widayanti Bandia.

“Jadi atas izin pak wali kota walaupun belum diresmikan akhirnya kami bisa memanfaatkan pantai amal ini untuk central vaksin dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” sambungnya saat ditemui awak media di lokasi kegiatan, Senin (8/11).

Vaksinasi ini merupakan rangkaian vaksinasi yang digelar Kemenparekraf di beberapa daereah pariwisata di Indonesia. Sebelumnya telah digelar di Gorontalo, Ambon, Mandalika Nusa Tenggara Barat dan Danau Toba Sumatera Utara.

Khusus di Tarakan, menurut Widayanti, merupakan  yang pertama di gelar di Kemenparekraf di Kalimantan. Dipilihnya Tarakan karena dinilai lebih siap dari daerah lainnya, yang ditunjang dengan stok vaksin yang cukup.

“Karena kesiapan vaksin, ternyata beberapa daerah vaksinnya belum drop lagi. Tarakan sangat banyak sekali dan mereka menargetkan untuk 100 persen. Akhirnya begitu Tarakan sudah siap kami siap memilih untuk di Tarakan,” tuturnya.

Disinggung rencana Pemkot Tarakan menggelar Iraw Tengkayu tahun ini, Widayanti menilai perlu kesiapan matang terkait penerapan protokol kesehatan. Karena Pemerintah Pusat memperkirakan gelombang ketiga bakal terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru.

“Karena dikhawatirkan nasional itu Natal dan dan Tahun Baru akan terjadi lonjakan. Itu mungkin perlu pertimbangan. Jadi kalau kepastiannya, mungkin perlu digodok kesiapan, apakah mungkin vaksinnya sudah 80 persen lalu prokesnya bagaimana, itu juga mungkin perlu dipertimbangkan,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Tarakan Khairul membeberkan, kasus Covid-19 di Tarakan sudah melandai sejak 2 bulan terakhir. Akan tetapi Kota Tarakan baru turun level PPKM sejak tiga minggu lalu. Persoalannya karena capaian vaksinasi yang belum mencapai target.

“Salah satu penyebabnya adalah vaksinasi. Kami pada posisi kira-kira tiga minggu yang lalu, posisi kita masih di angka 35 persen. Memang persoalannya karena stok vaksinnya yang memang terbatas,” beber Khairul dalam sambutannya.

Namun dalam tiga minggu terkahir, Tarakan mampu merealisasikan capaian 70 persen. Ini terjadi setelah menerima stok vaksin cukup banyak sekira 64 ribu dosis.

Khairul memimpin langsung gerakan vaksinasi massal dengan mengkolaborasi seluruh stake holder terkait, termasuk organisasi profesi, dinas-dinas terkait. Pelaksanaannya pun dilaksanakan di luar ruangan.  

“Alhamdulillah dengan gerakan 3 minggu itu, pada tanggal 5 November persis jam 12 di dashbort-nya Kementerian Kesehatan kita sudah mencapai 70,8 persen,” tuturnya.

Capaian itu, menurut Khairul, telah melampau taget Presiden Joko Widodo sebesar 70 persen di akhir tahun. Namun, Khairul berharap capaian bisa bertambah lagi.

Karena itu, Khairul meminta jajaran kesehatan untuk mengakselesasi dalam sebulan ke depan agar capaian vaksinasi bisa mencapai 80 persen untuk mencapai herd immunity.

Dengan capaian 80 persen nantinya, Khairul menilai orang akan lebih yakin untuk datang Tarakan. Bahkan Khairul berharap, tahun depan Pemkot Tarakan bisa menurunkan status dari pandemi menjadi endemi.

“Kalau sudah endemi berarti ini kita anggap sebagai penyakit biasa, tidak perlu lagi ada tindakan-tindakan khusus. Kalau ada kasus kita tangani seperti misalnya DBD (demam berdarah dengue), KLB (kejadian luar biasa), tapi tidak merusak sendi-sendi yang lain,” tuturnya. (mrs)