Asrul (33) pasrah menerima musibah yang dialami keluarga. Harta benda yang dimilikinya habis dilahap api saat terjadi kebakaran di RT 03, RW 01, Kelurahan Sebengkok, Selasa lalu (26/10). 

 

MUHAMMAD RAJABSYAH, TARAKAN 

 

SEBUAH ruangan kecil di tempat penampungan sementara di lantai dua Kantor Kelurahan Sebengkok menjadi tempat tinggal sementara Asrul dan keluarganya. Ia dipisahkan dengan warga terdampak lainnya, karena memilik bayi berusia 6 bulan.

Di ruangan itu, Asrul tinggal bersama istrinya Dina Dian (32), dua anaknya Muhammad Fadel (5) dan Nur Rofiq (6 bulan) serta ibu mertuanya.  

Saat awak media ini berkunjung ke ruangan itu pada Rabu (27/10) pagi sekira pukul 10.56 WITA, Asrul sedang bersantai bersama keluarga kecilnya sampai menerima orang yang menjenguk. 

Tidak tampak barang-barang berharga di dalamnya. Hanya ada pendingin ruangan milik Kelurahan Sebengkok yang bergantung di dinding. Barang itu lalu dimanfaatkan Asrul untuk kenyamanan keluarganya. Pemkot Tarakan juga melengkapi ruangan dengan matras untuk alas tidur pengungsi. 

Sambil menggendong bayinya, Asrul menerima kedatangan awak media ini untuk wawancara. Ia pun menceritakan apa yang dialami keluarga kecilnya ketika peristiwa kebakaran terjadi. 

“Saya tidak mikirin apa-apa. Yang saya pikir cuma keluarga dan anak saya ini. Kalau cuma barang bisa dicari-cari saja, yang penting keluarga dan anak saya selamat,” ujar Asrul. 

Pria yang bekerja sebagai pekerja tambak ini mengaku, memang tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Bahkan dokumen-dokumen kependudukan pun terbakar. Ia keluar rumahnya hanya mengenakan celana tanpa membawa pakaiannya.

Jika dihitung dari gapura, rumah Asrul berada nomor 8. Rumah yang ditinggalinya sebenarnya milik seseorang. Ia hanya dipercaya tinggal di rumah itu sekaligus menjaganya.

Ketika peristiwa itu terjadi, Asrul sedang menjaga bayinya di ruang tamu, ditemani istrinya. Sementara mertuanya mencuci di dapur. “Lagi urus anak di ruang tamu, baring-baring jagain anak,” tuturnya. 

Tidak ada suasana kepanikan yang ditunjukkan warga sekitar. Sehingga terkesan tidak terjadi apa-apa. Namun sekira pukul 11.00 WITA, anak pertamanya, Muhammad Fadel, menginformasikan melihat kebakaran yang sudah mendekati rumahnya.

“Nanti anak saya main di luar baru dia teriak kebakaran,” ucapnya. 

Spontan saja Asrul dan keluarga kecilnya panik. Ia lalu menginstruksikan istrinya untuk menyelamatkan diri bersama anak-anaknya ke tempat yang lebih aman. Padahal istrinya sedang hamil dua bulan.

Mendengar arahan suami, Dina Dian lalu membawa bayi dan anak pertama melewati jalan bagian belakang yang tembus Pasar Lingkas, demikian juga dengan ibu mertuanya. Karena jalan bagian depan sudah diadang dengan kobaran api. 

Asrul tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya, kecuali motor. Ia sempat berupaya memadamkan api di rumahnya. Akan tetapi api yang membesar membuat upayanya tidak berbuah hasil.

“Saya keluar tidak pakai baju, Cuma celana saja. Nanti sudah selesai kebakaran di luar jalan baru pinjam baju orang,” tuturnya.  

Kini, Asrul sangat berharap bantuan dari pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Terutama bayinya yang membutuhkan susu, bubur dan popok. “Susu, pampers, untuk sehari-harinyalah buat anak-anak saja,” ungkapnya. (*/uno)