TARAKAN - Musibah kebakaran yang terjadi di RT 03 RW 01 Kelurahan Sebengkok, Kecamatan Tarakan Tengah, Selasa lalu (26/10), menyisakan duka mendalam bagi Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Tidak hanya kehilangan tempat tinggal, banyak di antara mereka yang juga kehilangan harta benda. Data terbaru dari Kelurahan Sebengkok, terdapat 76 KK, 296 jiwa yang terdampak. Sedangkan jumlah bangunan rumah yang terbakar 38 unit.
Dari pantauan awak media ini di tempat penampungan sementara, korban kebakaran menempati lantai dua Kantor Kelurahan Sebengkok. Data yang dikumpulkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tarakan, ada 50 anak sekolah atau pelajar yang terdampak kebakaran tersebut.
“Sekitar 50 anak sekolah. Semua mulai TK, SD sampai SMA,” terang Kepala Pelaksana Harian Baznas Tarakan Syamsi Sarman yang ditemui di lokasi penampungan sementara, Rabu (27/10).
Untuk mengatasi keperluan mereka, guna mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Maka Baznas Tarakan membantu menyiapkan seragam sekolah.
“Untuk penggantian pakaian seragam yang sudah hilang atau hangus terbakar, kami ganti,” imbuhnya.
Baznas juga membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan memenuhi kebutuhan makanan. Selama masa tiga hari terhitung sejak Rabu (27/10) hingga Jumat (29/10). Setiap harinya Baznas Tarakan menyiapkan 900 kotak, yang dibagi tiga sesi. Untuk pagi, siang dan malam hari, masing-masing 300 kotak. Bahkan, Baznas Tarakan juga menyanggupi untuk menambah jumlah nasi kotak. Jika Pemkot Tarakan menetapkan status tanggap darurat bencana hingga beberapa hari ke depan.
Menurut Syamsi, bantuan nasi kotak ini tidak semuanya bersumber dari anggaran yang dikelola Baznas Tarakan. Ada juga dari donatur berupa nasi kotak atau dalam bentuk uang. Baznas sedang mendata kebutuhan warga terdampak akan keperluan sehari-hari. Seperti sikat gigi, pasta gigi, sabun, pakaian dalam, pembalut wanita dan keperluan hygiene kids.
Di pihak lain, bantuan terus berdatangan ke posko yang dibuka Pemkot Tarakan di Kantor Kelurahan Sebengkok. Baik individu, organisasi, paguyuban, maupun instansi. Bantuan didominasi barang kebutuhan pokok dan pakaian.
“Partisipasi masyarakat pada sesamanya sangat tinggi. Ini dibuktikan dari kemarin sore sampai dengan pagi ini bantuan terus berdatangan,” terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan Ahmadi Burhan.
Sedangkan uang tunai, Ahmadi mengaku belum mengecek data yang masuk. Ia berharap, masyarakat juga dapat memberikan bantuan berupa uang tunai. Karena akan dibagikan kepada warga yang berhak, untuk digunakan mencari tempat hunian sementara atau rumah kontrakan.
Adapun dipilihnya Kantor Kelurahan Sebengkok sebagai posko bantuan dimaksudkan, agar masyarakat mudah mengaksesnya dan transparan. Sesuai arahan Wali Kota Tarakan, penyaluran bantuan dilakukan satu pintu melalui Pemkot Tarakan.
Sementara itu menurut Lurah Sebengkok Syakhril Alamsyah, jumlah warga terdampak yang mengungsi di tempat penampungan telah berkurang. Hingga Rabu pagi, jumlah pengungsi mencapai 73 jiwa.
Padahal, pihak kelurahan sempat kewalahan menerima pengungsi karena beredar isu yang tidak jelas kebenarannya.
“Sempat masuk jumlah 96 jiwa, kepala keluarga belum kita hitung. Tapi Alhamdulillahsampai dengan tadi (kemarin, Red) pagi sudah berkurang sampai 73 jiwa. Artinya sudah diambil keluarganya. Karena sempat ada berita yang tidak jelas kebenarnnya. Membuat korban mau masuk ke pengungsian,” tuturnya.
Jumlah yang masih mengungsi di posko pengungsian meliputi 66 anak sekolah, balita 14 orang, 6 bayi, 19 orang dewasa dan 20 orang lansia.
Syahril mengakui, konsumsi bagi korban kebakaran disalurkan melalui Baznas Tarakan. Sementara ini masih terkendala penyediaan air bersih. Sebab, bak air hanya mampu menampung 1.100 liter air.
“Batas mengungsi, menunggu kebijakan pak Wali Kota. Tapi semua masih bisa terakomodir. Yang penting PDAM bisa menyuplai air,” jelasnya.
Kendala lain, balita saat ini membutuhkan popok, susu serta selimut. Bantuan dari warga didominasi barang berupa makanan instan dan pakaian bekas. Pihaknya berharap warga yang memberikan bantuan sesuai yang dibutuhkan korban kebakaran.
“Saya harap juga pengungsi diberikan vitamin. Ditambah sebelumnya korban habis menghirup asap kebakaran,” tuturnya.
Di sisi lain, Tim Identifikasi Satreskrim Polres Tarakan masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Rumah yang diduga awal api dilakukan pemeriksaan. Salah seorang korban yang diduga awal mula api, Nilam Suryani mengakui, sedang berada di dalam rumah bersama dua temannya. Namun tetangga saat itu sudah melihat api dibagian belakang rumahnya. Sontak ia langsung berteriak dan meminta pertolongan pada warga sekitar.
“Posisinya itu beda rumah dan dijadikan kontrakan. Rumah 6x9 meter itu dalam keadaan kosong. Memang saya sebelumnya mencium bau kabel terbakar. Tapi samar-samar baunya. Rencananya kami baru mau makan sama teman,” tuturnya.
Ia yang merasa panik tidak sempat juga menyelamatkan barang berharga. Hanya pakaian yang ia pakai. Ia mengakui, tidak bisa mengungsi di posko penampungan karena masih trauma dengan suara bising.
“Rasa takut masih ada. Kami harap pemerintah beri bantuan secepatnya. Termasuk pakaian dan peralatan sekolah anak saya,” harapnya. (mrs/sas/uno)